Dr. Toto juga mengungkapkan berdasarkan hasil penelitian juga menunjukkan bahwa menu rendah garam dalam program pemberian makan terbukti dapat menurunkan tekanan darah pada lansia, yaitu SBP (Systolic Blood Pressure) dan DPB (Dyastolic Blood Pressure).
Sebelumnya, petugas dapur pada BPSTW Unit Abiyoso dan Budi Luhur telah diberikan edukasi tentang pentingnya diet garam terutama pada menu makanan lansia. Mengurangi penggunaan garam kemudian ditambahkan dengan produk Ajinomoto dapat mengurangi kadar natrium dalam makanan lansia.
“Meskipun pemakaian garam dapur pada BPSTW Unit Abiyoso dan Budi Luhur telah dikurangi, tidak membuat nafsu makan para lansia menjadi menurun. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa rasa makanan terbukti tetap enak walaupun tidak menggunakan takaran garam sebanyak sebelumnya. Implementasi ini merupakan aplikasi dari kampanye Bijak Garam Ajinomoto, dan terbukti dapat menurunkan kadar natrium di dalam masakan namun tetap mempertahankan kelezatannya, sehingga mampu meningkatkan nafsu makan lansia,” lanjutnya.
Dr. Toto menambahkan, selera makan lansia sebenarnya cenderung rendah karena berbagai faktor fisiologis dan psikologis, namun sebenarnya dapat diatasi dengan meningkatkan daya terima reseptor rasa melalui pengaturan keseimbangan rasa dasar (manis, asam, pahit, asin, dan umami/gurih).
Plt. Direktur Kesehatan Usia Produktif & Lansia Kemenkes RI, yaitu dr Nida Rohmawati, MPH, yang menyampaikan sebenarnya, peningkatan jumlah lansia merupakan indikator dari keberhasilan pembangunan kesehatan dengan menurunnya angka kematian dan semakin meningkatnya umur harapan hidup. Namun, ini juga sekaligus menjadi tantangan karena lansia banyak mengalami kemunduran fisik, mental, ekonomi, dan sosial. Inilah yang harus kita bersama maintain supaya lansia juga bisa meningkatkan kualitas hidupnya,” ucap dr Nida.
“Ternyata dari hasil studi nya setelah diberikan pemberian makanan bergizi seimbang dengan menambahkan MSG sebagai strategi pengurangan asupan garam, terjadi penurunan tekanan darah. Ini sangat menarik tentunya, namun perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan kadar maksimal pemberian MSG nya, efek samping jangka panjang, dan juga respons spesifik bagi orang-orang yang mempunyai riwayat penyakit degeneratif seperti hipertensi dan diabetes,” ujar dr Nida.
Sementara itu menurut Grant Senjaya, Head of Public Relations Department – PT AJINOMOTO INDONESIA, “Elderly Meal Project” yang dilakukan bersama tim Dr. Toto ini dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat luas bahwa di usia lanjut pun masyarakat sangat bisa tetap meningkatkan kualitas hidup dan harapan hidup sehat, dengan cara menjaga asupan makanan bergizi seimbang dan juga mengurangi asupan gula, garam, dan lemak.
“Di Ajinomoto kami memiliki kampanye Bijak Garam. Melalui kampanye Bijak Garam yang sedang kami giatkan ini, Ajinomoto ingin mengedukasi masyarakat tentang pentingnya diet rendah garam dan mengajak keluarga Indonesia untuk hidup lebih sehat dengan mengurangi asupan atau penggunaan garam dalam mengolah makanan, namun tetap bisa memperoleh cita rasa yang tinggi,” tutup Grant.